Senin, 30 Juni 2008

PELAKSANAAN PELATIHAN TUKANG KONTRUKSI TINGKAT PEMULA IV



Salah satu cara mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia ialah dengan memberi kesempatan kerja seluas-luasnya kepada tenaga muda sebagai tenaga produktif secara merata di seluruh wilayah Indonesia. Namun, sebelum memberi kesempatan kerja, bekal yang cukup terlebih dahulu harus diberikan. Menyadari hal tersebut, Badan Pembinaan Konstruksi dan Sumber Daya Manusia (BPKSDM) Departemen Pekerjaan Umum (PU) bekerjasama dengan Karang Taruna Nasional melaksanakan Pelatihan bagi tenaga muda siap latih bidang konstruksi.

Kepala BPKSDM Iwan Nursyirwan saat membuka Pelatihan Tukang Konstruksi Tingkat Pemula ke IV Senin (06/11) di Jakarta mengatakan ada dua persoalan kesempatan kerja yang ada saat ini, pertama adalah bagaimana agar sumber daya manusia di Indonesia mampu memasuki pasar tenaga kerja baik nasional maupun Internasional, dan kedua adalah bagaimana sumber daya manusia mampu menciptakan lapangan kerja baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain.

Untuk itulah pelatihan sebagai bekal bagi tenaga-tenaga muda terutama di bidang konstruksi sangat diperlukan dan bahkan perlu dilakukan secara berkelanjutan, untuk kemudian diberikan sertifikat sebagai pengakuan kompetensi. Bahkan, setelah itu lulus mengikuti pelatihan, ditindaklanjuti dengan ujian kenaikan tingkat (grade). Usaha ini dilakukan agar sertifikat yang dimiliki tenaga konstruksi Indonesia juga diakui di tingkat Internasional terutama ASEAN.

Selain bekerjasama dengan Karang Taruna Nasional, Pelatihan Tukang Konstruksi Pemula ini terselenggara atas bantuan Kedutaan Besar India berupa peralatan pertukangan di Balai Pelatihan Konstruksi Jakarta, tempat berlangsungnya pelatihan ini. perwakilan Atase Kedutaan Besar India Ravi Chander, yang hadir pada kesempatan tersebut, mengatakan selalu siap untuk bekerjasama membantu Indonesia melatih sumber daya manusia terutama di bidang konstruksi.

Chander berpesan kepada seluruh peserta pelatihan untuk serius mengikuti pelatihan. Sebab pada akhirnya kontribusi kaum muda memiliki arti penting untuk kemajuan pembangunan di Indonesia. Diharapkan bantuan peralatan sejenis akan dilanjutkan untuk Aceh.

Sementara itu, Ketua Karang Taruna Nasional Dody Susanto menyampaikan, hingga saat ini hampir 70 % tenaga terampil bidang konstruksi bersertifikat yang telah dilatih Departemen PU telah bekerja di bidangnya. Sedangkan sekitar 30 % sisanya menjadi wirausahawan di provinsi masing-masing. Hasil ini menggembirakan, namun tentunya masih perlu usaha lagi untuk terus menghasilkan sumber daya manusia bidang konstruksi yang handal dan profesional.
Dody Susanto juga menyampaikan, saat ini pasar tenaga kerja konstruksi yang disampaikan oleh Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (GAPENSI) dan Gabungan Perusahaan Nasional Rancang Bangun Indonesia (GAPENRI) sedang banyak membutuhkan teknisi atau operator alat-alat berat. Diharapkan pelatihan ini mampu menyediakan kebutuhan akan tenaga kerja konstruksi seperti yang dimaksud.

Pelatihan Tukang Konstruksi Tingkat Pemula angkatan ke IV akan diselenggarakan dari 6 November sampai dengan 30 Desember 2006 bertempat di Balai Pelatihan Konstruksi Jakarta. Peserta Pelatihan berjumlah 25 orang, terdiri dari anggota Karang Taruna dari seluruh Indonesia yang direkruit oleh Karang Taruna Nasional dengan rincian; dari Propinsi Maluku sebanyak 2 orang, Sumatera Barat 8 orang, Jambi 3 orang, Riau 3 orang, Lampung 3 orang, DKI Jakarta 3 orang, dan Jawa Barat 3 orang.

Sementara instruktur pelatihan berasal dari Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans) dan Balai Pelatihan Konstruksi Jakarta. Bidang Pelatihan yang ditawarkan pada Pelatihan ini antara lain Pembesian(Sheet Metal), Las (Welding), Kayu (Carpentry), dan Batu (Masonry).

Iwan Nursyirwan mengharapkan selain diberikan materi pelatihan yang telah ada selama ini, perlu juga ditambahkan materi pelatihan manajemen praktis. Manajemen praktis diharapkan menjadi bekal bagi peserta pelatihan agar makin siap untuk menciptakan lapangan kerja sendiri di masing-masing wilayahnya. Selain itu kedisiplinan dan nasionalisme menjadi materi penting pula untuk diberikan. Sebab dari tangan-tangan kaum muda yang disiplin, konsisten, dan kompeten-lah masa depan bangsa Indonesia akan ditentukan.

Tidak ada komentar: